Solusi belajar Bahasa Arab yang mudah dan simpel

Sunday, April 5, 2020

14 KEADAAN ISIM YANG HARUS NASHOB

Inilah 14 keadaan Manshuubaatul Asmaa' atau isim-isim yg harus nashob. Dijelaskan juga sebab-sebab nashobnya sesuai kedudukannya di dalam kalimat bahasa Arab.
Selamat belajar,
Semoga bermanfaat!


منصوبات الأسماء
ISIM-ISIM YG HARUS NASHOB

Telah kita ketahui bahwa Isim mengalami perubahan i'rob dalam 3 keadaan, yakni Rofa' Nashob dən Khofad. Perubahan i'rob terhadap Isim itu bergantung kedudukannya di dalam kalimat; Begitu pula keadaan dgn i'rob Nashob.

Dari itu, disini akan dijelasan tentang keadaan Isim yg harus di i'rob Nashob, sebagai lanjutan dari judul sebelumnya yakni tanda2 I'rob Nashob. Disertakan pula contoh2nya dalam kalimat bahasa Arab berikut artinya dalam bhs Indonesia agar penjelasan ini semakin mudah dipahami.

Selanjutnya diharapkan, penjelasan ini bisa menambah pemahaman kita dalam bahasa Arab, khususnya dalam kategori kaedah atau Nahwu.

Baik. inilah 14 keadaan isim atau Kata Benda yg harus Nashob, berdasarkan kedudukannya di dalam kalimat:

1. Maf'ul Bih ( المفعول به )

Isim yg berkedudukan sebagai Maf'ul Bih, yakni Objek di dalam kalimat maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

كَتَبَ الولدُ الدَّرْسَ
( Anak itu menulis pelajaran )

تعلمتُ أحكامَ التلاوةِ مِنْ عَمِّي الحافِظِ
( Aku belajar hukum2 bacaan [Alqur'an] dari pamanku )

إنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا
( Sungguh Kami telah mengutus Nuh. [ayat] )

2. Mashdar ( ُالمَصْدَر )

Isim yg berkedudukan sebagai Mashdar, yaitu Kata yg menjelaskan suatu perbuatan dgn menggunakan turunan Kata Kerja (Fi'il)nya, yakni Isim Mashdar. Maka isim tersebut harus Nashob. Mashdar disebut juga: Maf'ul Mutlak

Contohnya:

أَكْرَمَ محمدٌ أُسْتَاذَهُ إِكْرامًا تَامًّا
( Muhammad memuliakan gurunya dg pemuliaan yg sempurna )

أجابَتْ فاطمةُ السُّؤَالَ إجابةً جَيِّدَةً
( Fatima menjawab soal dg jawaban yg bagus )

تَأدَّبْنَا أَحْسَـنَ التَّأدُّبِ
( Kami beradab dg sebaik2 adab )

3. Zhorof Zaman ( ظَرْفُ الزَّمَانِ  )

Isim yg berkedudukan sebagai Zhorof Zaman, yakni Kata yg menjelaskan tentang waktu terjadinya perbuatan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

زُرْتُ الى جَدِّيْ يومَ الجُمْعَةِ
( Aku mengunjungi kakek pada hari Jum'at )

نَامَ النَّاسُ لَيْلًا
( Orang2 tidur pada waktu malam )

تَعَطَّلَ أَبِي قَبْلَ ذِهَابِ مَكَّةَ
( Ayahku berlibur sebelum pergi ke Mekkah )

4. Zhorof Makan ( ظَرْفُ الْمَكانِ   )

Isim yg berkedudukan sebagai Zhorof Makan, yakni Kata yg menjelaskan tentang tempat terjadinya perbuatan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

جَلَسَتْ عائشةُ وَسَطَ الأزهارِ
( Aisyah duduk di tengah bunga2 )

جَلَسْتُ أمامَ الأستاذِ
( Aku duduj di depan pak guru )

المَأمُومُ يُصَلِّي خَلْفَ الْإِمَامِ
( Makmum sholat di belakang imam )

5. Hal ( الحال )

Isim yg berkedudukan sebagai Hal, yakni Kata yg menjelaskan tentang keadaan suatu perbuatan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob. Hal disebut juga: Kata Sifat yg Manshub.

Contohnya:

 جاء محمدٌ مُسّتَبْشِرًا
( Muhammad datang dg kabar gembira )

ضَرَبَتْ فاطمةاِبْنَهَاُ مُخْطِئَةً
( Fatimah memukul anaknya dg merasa bersalah )

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا
( [Nabi Sulaiman] tersenyum dg tertawa [ayat] )

6. Tamyiz ( ُالتَّمْيِيْز )

Isim yg berkedudukan sebagai Tamyiz, yakni Kata yg menjawab perbedaan atas kemungkinan penafsiran suatu perbuatan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

تَصَبَّبَ زيدٌ عَرْقاً
( Zaid bermandi keringat )

اِشْتَرَيْتُ خَاتَمًا حَدِيْدًا
( Aku membeli cincin besi )

إِنّي رَأيْتُ أحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
( Sungguh aku bermimpi melihat 11 bintang [ayat] )

7. Mustatsna ( المُسْتَثْنَى )

Isim yg berkedudukan sebagai Mustatsna, yakni Kata Pengecualian yg berada setelah إِلَّا dan saudara2nya, di dalam kalimat utuh, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

أكلت الفاكهة إلا التِّيْنَ
( Aku makan buah, kecuali buah tin )

حَضَرَ القومُ إلاَّ زَيْدًا
( Masyarakat telah hadir, kecuali Zaid )

مَا قَرَأْتُ الكتــابَ إلا الُفِقْهَ
( Aku tidak membaca kitab, kecuali Fiqih )

8. Isimnya لا

Isim yg berkedudukan sebagai Isimnya لا atau اسم لا , yakni berada setelah لا dan saudara2nya, di dalam kalimat utuh, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

لاَ طالِبَ عِلْمٍ مَذْمُوْمٍ
( Tak ada santri pencari ilmu tercela )

لاَ خَيْرَ فِي طلبِ الْعِلْمِ سُمْعَةً
( Tak ada kebaikan dalam mencari ilmu karena ingin popularitas )

لا حولَ ولا قوّةَ إلا باللهِ
( Tak ada daya dan kekuatan kecuali dg pertolongan Allah )

9. Munadaa ( المُنادَى )

Isim yg berkedudukan sebagai Munadaa, yakni berada setelah Kata Panggilan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

يا رسولَ اللهِ
( Wahai Rasulullah )

يَا أباَ بَكْرٍ الصّدّيقِ
( Wahai Abu Bakar Ash-Shiddiq )

يا رَبَّ العالَمِيْن
( Wahai Tuhan seluruh alam )

10. Maf'ul Li-ajlih ( المفعول لِأجْله )

Isim yg berkedudukan sebagai Maf'ul Li-ajlih, yakni Kata yg menjelaskan sebab atau alasan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

أطَاعَ التّلميذُ أُسْتاذَهُ  تأدِيْبًا
( Siswa menaati gurunya karena beradab )

نُصَلِّيْ تَقَرُّبًا إلى اللهِ
( Kita sholat karena pendekatam kpd Allah )

ولا تَقْتُلُوْا أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاقٍ
( Dan janganlah kau bunuh anak2 kalian karena takut melarat )

11. Maf'ul Ma'ah ( ُالمفعول مَعَه )

Isim yg berkedudukan sebagai Maf'ul Ma'ah, yakni Kata yg berada setelah Wau (و) Ma'iyah atau yg mengandung arti: bersamaan, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

ذاكرتُ و المصْباحَ مُنِيْرٌ
( Aku belajar bersamaan dg terangnya ampu )

استيقظنا وطلوعَ الفجرِ
( Kami bangun bersamaan dg terbitnya fajar )

عَمِلْنَا وَ أَصْحَابَنَا يتكاسلون
( Kami bekerja bersamaan dg rekan2 kami sedang bermalas2an )

12. Khobarnya كانَ dan saudara2nya ( خبر كان و أخواتها )

Isim yg berkedudukan sebagai Khobarnya كانَ yakni menjadi Predikatnya كانَ atau salah satu dari saudara2nya,di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

كان إبْرَاهِيمُ أُستاذًا مُجْتَهِدًا
( Adapun Ibrohim adalah guru yg rajin )

أَصْبَحَ البَرْدُ شَدِيداً
( Dingin pun menjadi-jadi )

وكان اللهُ غَفُورًا رَحيمًا
( Adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang )

13. Isimnya إِنَّ dan saudara2nya ( اسم إنَّ و أخواتها )

Isim yg berkedudukan sebagai Isimnya إِنَّ yakni menjadi Subjeknya إِنَّ atau salah satu dari saudara2nya,di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob.

Contohnya:

إنَّ محمداً ولدٌ مُطِيعٌ
( Sungguh Muhammad itu anak yg taat )

اْلبَيْتُ كَبيرٌ لكِنَّ الْمَطْبَخَ صَغيرٌ
( Rumah itu besar tetapi dapurnya kecil )

إنَّ اللهَ على كلّ شَيْء قَدِيرٌ
( Sesungguhnya Allah Kuasa atas segala sesuatu )

14. Tabi' Lil Manshub ( التَّابعُ للمَنْصُوْبِ )

Isim yg berkedudukan sebagai Tabi' Lil Manshub, yakni Pengikut atas Isim lain yg Nashob, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob juga.

Tabi' Lil Nashob ada 4, yaitu:

a. Na't ( النَّعْتُ )

Isim yg berkedudukan sebagai Na't, yakni Kata Sifat atas Isim lain yg Nashob, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob juga.

Contohnya:

رَأَيْتُ المَدْرَسةُ الجَديدةَ هناك
( Aku lihat sekolahan yg baru disana )

كان إبْرَاهِيمُ أُستاذًا مُجْتَهِدًا
( Adapun Ibrohim itu seorang guru yg rajin )

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا نَافعًا
( Tuhanku, tambahkanlah kpd ku ilmu yg bermanfaat )

b. 'Athof ( العَطْفُ )

Isim yg berkedudukan sebagai 'Athof, yakni Kata yg berada setelah kata penghubung atau memiliki hubungan dgn Isim lain yg Nashob di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob juga.

Contohnya:

لا تَهِنُوْا الْمسلِمَ و الْمسلِمةَ
( Janganlah kau menghina muslim dan muslimah )

أَرْحَمُ مُحمدًا و خالِدًا بلاَ فَرْقٍ
( Aku menyayangi Muhammad dan Kholid tanpa pilih kasih )

لاَ خَيْرَ و لا نَتِيْجَةَ فِي طلبِ الْعِلْمِ سُمْعَةً
( Tak ada kebaikan dan tak ada nilainya mencari ilmu karena ingin popularitas )

c. Taukid ( التَّوكيدُ )

Isim yg berkedudukan sebagai Taukid, yakni Kata Penguat atas Isim lain yg Nashob, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob juga.

Contohnya:

سَأَزُوْرُ الرَْئِيْسَ نَفْسَهُ
( Aku akan mengunjungi ketua sendirinya [saja] )

أُسَلِّمُ الحاضِربن كلَّهُمُ
( Aku memberi salam kpd hadirin semuanya )

نظر الأستاذُ التَّلامِيْذَ جَمِيْعَهُمْ
( Pak ustadz memandangi murid2 seluruhnya )

d. Badal ( البَدَلُ )

Isim yg berkedudukan sebagai Badal, yakni Kata Penegas atas Isim lain yg Nashob, di dalam kalimat, maka isim tersebut harus Nashob juga.

Contohnya:

أُعَلِّمُ عَلِيًّا أخَاك
( Aku mengajari Ali, saudaramu )

التلاميذ يحترمون فاطمةَ زوجتَك
( Murid2 itu hormat kpd Fatimah, istrimu )

أعْطَيْتُ الأستاذَ محمودَ كتابا جديدا
( Aku memberi ustadz Mahmud sebuah kitab baru )

Keterangan:

* Ketikan warna biru adalah contoh dari keadaan Manshubatul Asma' atau Isim yg Nashob sesuai dengan keadaan serta kedudukan masing2 di dalam kalimat.

* Nashob = Nashab - I'rob = I'rab - Khobar = Khabar - 'Athof = 'Athaf - dsb.

No comments:

Post a Comment